Anatomi Fisiologi
Jantung
Anatomi
Fisiologi Jantung - Anatomi Fisiologi Kerja Jantung Jantung dalam tubuh kita
secara umum dan dimengerti masyarakat umum berfungsi sebagai pompa. Dan juga
merupakan salah satu organ penting dalam tubuh kita. Jantung adalah sebuah
organ penting yang berfungsi sebagai pompa yang memiliki empat bilik. Dua bilik
yang terletak di atas disebut Atrium, dan dua yang lainnya di bawah disebut
dengan Ventrikel. Jantung juga dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian
kanan yang bertugas memompa darah ke paru-paru, dan bagian kiri yang bertugas
memompa darah ke seluruh tubuh manusia. Atrium dan ventrikel ini masing-masing
akan dipisahkan oleh sebuah katup, sedangkan sisi kanan dan kiri jantung akan
dipisahkan oleh sebuah sekat yang dinamakan dengan septum.
Septum atau sekat ini adalah suatu partisi
otot kontinue yang mencegah percampuran darah dari kedua sisi jantung.
Pemisahan ini sangat penting karena separuh jantung janan menerima dan memompa
darah beroksigen rendah sedangkan sisi jantung sebelah kiri memompa darah
beroksigen tinggi. Sedangkan katup jantung dalam hal ini berfungsi terutama
agar darah yang telah terpompa tidak kembali masuk ke dalam lagi. Itu adalah
sedikit mengenai anatomi jantung
Selanjutnya mengenai sistem sirkulasi darah jantung. Sirkulasi
darah dalam jantung mempunyai 3 komponen yang penting. Dan ketiga komponen
tersebut adalah :
1)
Jantung
itu sendiri yang mempunyai fungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap
darah agar timbul gradien dan darah dapat mengalir ke seluruh tubuh.
2)
Pembuluh
darah yang mempunyai fungsi sebagai saluran untuk mendistribusikan darah dari
jantung ke semua bagian tubuh dan mengembalikannya kembali ke dalam jantung
sendiri.
3)
Darah
yang mempunyai fungsi sebagai medium transportasi dimana darah akan membawa
oksigen dan nutrisi.
Selanjutnya adalah tentang cara kerja jantung Fisiologi Jantung dan juga siklus
jantung. Jantung ketika bekerja secara berselang-seling berkontraksi untuk
mengosongkan isi jantung dan juga berelaksasi dalam rangka mengisi darah
kembali. Siklus jantung terdiri atas periode sistol (kontraksi dan pengosongan
isi) dan juga periode diastol (relaksasi dan pengisian jantung). Atrium dan
ventrikel mengalami siklus sistol dan diastol terpisah. Kontraksi terjadi
akibat penyebaran eksitasi (mekanisme listrik jantung) ke seluruh jantung.
Sedangkan relaksasi timbul setelah repolarisasi atau tahapan relaksasi dari
otot jantung.
Anatomi dan fisiologi
jantung juga
termasuk di dalamnya adalah fungsi jantung itu sendiri. Jantung berfungsi
sebagai pompa ganda. Darah yang kembali dari sirkulasi sistemik (dari seluruh
tubuh) masuk ke atrium kanan melalui vena besar yang dikenal sebagai vena kava.
Darah yang masuk ke atrium kanan berasal dari jaringan tubuh, telah diambil
O2-nya dan ditambahi dengan CO2. Darah yang miskin akan oksigen tersebut
mengalir dari atrium kanan melalui katup ke ventrikel kanan, yang memompanya
keluar melalui arteri pulmonalis ke paru. Dengan demikian, sisi kanan jantung
memompa darah yang miskin oksigen ke sirkulasi paru. Di dalam paru, darah akan
kehilangan CO2-nya dan menyerap O2 segar sebelum dikembalikan ke atrium kiri
melalui vena pulmonalis.
Darah kaya oksigen
yang kembali ke atrium kiri ini kemudian mengalir ke dalam ventrikel kiri,
bilik pompa yang memompa atau mendorong darah ke semus sistim tubuh kecuali
paru. Jadi, sisi kiri jantung memompa darah yang kaya akan O2 ke dalam
sirkulasi sistemik. Arteri besar yang membawa darah menjauhi ventrikel kiri
adalah aorta. Aorta bercabang menjadi arteri besar dan mendarahi berbagai
jaringan tubuh.
Sirkulasi sistemik
kerja jantung memompa darah ke berbagai organ, yaitu ginjal, otot, otak, dan
semuanya. Jadi darah yang keluar dari ventrikel kiri tersebar sehingga
masing-masing bagian tubuh menerima darah segar. Darah arteri yang sama tidak
mengalir dari jaringan ke jaringan. Jaringan akan mengambil O2 dari darah dan
menggunakannya untuk menghasilkan energi. Dalam prosesnya, sel-sel jaringan
akan membentuk CO2 sebagai produk buangan atau produk sisa yang ditambahkan ke
dalam darah. Darah yang sekarang kekurangan O2 dan mengandung CO2 berlebih akan
kembali ke sisi kanan jantung. Selesailah satu siklus dan terus menerus
berulang siklus yang sama setiap saat.
Kontraksi sel otot
jantung untuk memompa darah dicetuskan oleh potensial aksi yang menyebar
melalui membran-membran sel otot. Cara kerja jantung berkontraksi atau
berdenyut secara berirama akibat potensial aksi yang ditimbulkannya sendiri.
Hal ini disebabkan karena kerja jantung memiliki mekanisme aliran listrik yang
dicetuskannya sendiri guna berkontraksi atau memompa dan juga berelaksasi.
Potensial aksi ini dicetuskan oleh nodus-nodus pacemaker yang terdapat di
jantung dan dipengaruhi oleh beberapa jenis elektrolit seperti K+, Na+, dan
Ca++. Gangguan terhadap kadar elektrolit tersebut di dalam tubuh dapat
mengganggu mekanisme aliran listrik jantung dan juga bisa menyebabkan disritmia
pada gambaran EKG.
Arus listrik yang
dihasilkan oleh otot jantung ini akan menyebar ke jaringan di dalam sekitar
jantung dan lantas dihantarkan melalui cairan-cairan tubuh. Sebagian kecil
aktivitas listrik ini mencapai permukaan tubuh dan dapat dideteksi menggunakan
alat khusus. Rekaman aliran listrik jantung disebut dengan elektrokardiogram
atau EKG. EKG adalah rekaman mengenai aktivitas listrik di cairan tubuh yang
dirangsang oleh aliran listrik jantung yang mencapai
Anatomi Fisiologi Darah
A. Pengertian Darah
Darah adalah cairan yang terdapat
pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi
mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut
bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap
virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan
kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti
darah. Darah memiliki warna merah yang berasal dari kandungan oksigen dan
karbon dioksida di dalamnya. Adanya oksigen dalam darah diambil dengan jalan
bernafas, dan zat ini sangat berguna pada peristiwa pembakaran/metabolisme di
dalam tubuh. Viskositas/kekentalan darah lebih kental daripada air yang
mempunyai BJ 1,041-1,067, temperature 38°C, dan pH 7,37-7,45.
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya
adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah
juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa
metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin
juga diedarkan melalui darah.
B. Fungsi Darah
Fungsi Darah Pada
Tubuh Manusia :
1. Alat pengangkut air
dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
2. Alat pengangkut
oksigen dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
3. Alat pengangkut
sari makanan dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
4. Alat pengangkut
hasil oksidasi untuk dibuang melalui alat ekskresi
5. Alat pengangkut
getah hormon dari kelenjar buntu
6. Menjaga suhu
temperatur tubuh
7. Mencegah infeksi
dengan sel darah putih, antibodi dan sel darah beku
8. Mengatur
keseimbangan asam basa tubuh, dll
C. Macam-macam Sel
Darah
1)
Sel
Darah Merah (Eritrosit)
Berupa cakram kecil
bikonkaf, cekung pada kedua sisinya, sehingga dilihat dari samping namapak
seperti dua buah bulan sabit yang saling bertolak belakang. Berdiameter 8
mikron, dan mempunyai ukuran ketebalan sebagai berikut: pada bagian yang paling
tebal, tebalnya 2 mikron, sedangkan pada bagian tengah tebalnya 1 mikron atau
kurang. Volume rata-rata sel darah merah adalah sebesar 83 mikron kubik. Dalam
setiap millimeter kubik darah terdapat 5.000.000 sel darah. Strukturnya terdiri
atas pembungkus luar atau stroma, berisi massa hemoglobin.
Sel darah merah
memerlukan protein karena strukturnya terbentuk dari asam amino. Mereka juga
memerlukan zat besi, sehingga untuk membentuk penggantinya diperlukan diet
seimbang yang berisi zat besi.
Pembentukan sel darah
merah. Sel darah merah di bentuk di dalam sumsum tulang, terutama dari tulang
pendek, pipih dan tak beraturan, dari jaringan kanselus pada ujung tulang pipa
dan dari sumsum dalam batang iga-iga dan dari sternum. Di dalam sumsum tulang
terdapat banyak sel pluripoten hemopoietik stem yang dapat membentuk berbagai
jenis sel darah. Sel-sel ini akan terus menerus direproduksikan selama hidup
manusia, walaupun jumlahnya akan semakin berkurang sesuai dengan bertambahnya
usia.
Sel
pertama yang akan dapat diketahui termasuk ke dalam rangkaian sel-sel darah
merah dapat disebut sebagai proeritroblas. Dengan rangsangan yang sesuai maka
dari sel-sel stem ini dapat dibentuk banyak sekali sel-sel. Sekali
proeritroblas ini terbentuk, maka ia akan membelah beberapa kali sampai
akhirnya akan terbentuk 8 sampai 16 sel-sel darah merah yang matur. Sel-sel
baru dari generasi pertama ini disebut sebagai basofil eritroblas sebab dapat di cat dengan zat warna basa; dan
sel-sel ini pada saat ini akan mengumpulkan sedikit sekali hemoglobin. Tetapi
pada generasi berikutnya yang disebut sebagai polikromatofil eritroblas akan
mulai terbentuk cukup hemoglobin sehingga sel-sel ini mempunyai gambaran polikromatofil.
Sesudah terjadi pembelahan lainnya atau selebihnya, maka akan terbentuk lebih
banyak lagi hemoglobin dan sel-sel ini lalu disebut sebagai ortokromatik
eritroblas dimana warnanya sekarang dapat menjadi merah oleh karena adanya
hemoglobin. Akhirnya, bila sitoplasma dari sel-sel ini sudah dipenuhi oleh
hemoglobin sehingga mencapai konsentrasi ±34%, maka nukleus akan memadat sampai
ukurannya menjadi kecil dan terdorong dari sel. Pada saat yang sama retikulum
endoplasma akan mereabsorbsi. Dimana pada tahap ini sel tersebut disebut
sebagai retikulosit oleh karena masih mengandung sedikit bahan-bahan basofilik
mengandung sisa-sisa Golgi, mitokondria dan sedikit organela sitoplamik yang
lain. Pada tahap retikulosit ini sel-sel tersebut akan berjalan masuk ke dalam
darah kapiler dengan cara diapedesis (terperas melalui pori-pori membran).
Bahan-bahan basofilik yang tesisa di dalam retikulosit tada dalam keadaan
normalnya akan menghilang dalam waktu satu sampai dua hari dan sel ini lalu
disebut sebagai eritrosit matur. Oleh karena waktu hidup eritrosit ini pendek,
maka pada umumnya konsentrasi seluruh sel-sel darah merah dalam darah itu pada
keadaan normal jumlahnya kurang dari 1%.
Rata-rata panjang
hidup darah merah kira-kira 115 hari. Sel menjadi usang, dan dihancurkan dalam
sistema retikulo-endotelia, terutama dalam limpa dan hati. Globin dari
hemoglobin dipecah menjadi asam amino untuk digunakan sebagai protein dalm
jaringan-jaringan dan zat besi dalam hem dari hemoglobin dikeluarkan untuk
digunakan dalam pembentukan sel darah merah lagi. Sisa hem dari hemoglobin
diubah menjadi bilirubin (pigmen kuning) dan biliverdin yaitu yang berwarna
kehijau-hijauan yang dapat dilihat pada perubahan warna hemoglobin yang rusak
pada luka memar.
Konsentrasi sel-sel darah
merah di dalam darah, pada pria normal jumlah rata-rata sel-sel darah merah per
millimeter kubik adalah 5.200.000 (± 300.000) dan pada wanita normal jumlahnya
4.700.000 (±300.000). Jumlah sel-sel darah merah ini bervariasi pada kedua
jenis kelamin dan pada perbedaan umur, pada ketinggian tempat seseorang itu
tinggal akan mempengaruhi jumlah sel darah merah.
2. Sel Darah Putih (Leukosit)
Rupanya bening dan
tidak berwarna, bentuknya lebih besar dari sel darah merah, tetapi jumlahnya
lebih kecil. Leukosit merupakan unit yang mobil/aktif dari sistem pertahanan
tubuh. Sistem perthanan ini sebagian dibentuk di dalam sumsum tulang
(granulosit dan monosit dan sedikit limfosit) dan sebagian lagi di salam
jaringan limfe (limfosit dan sel-sel plasma), tapi setelah dibentuk sel-sel ini
kana diangkut didalam darah menuju ke bermacam-macam bagian tubuh untuk
dipergunakan. Granulosit atau sel polimorfonuklear merupakan hampir 75% dari
seluruh jumlah sel darah putih. Mereka terbentuk dalam sumsum merah tulang. Sel
ini berisi sebuah nukleus yang berbelah banyak dan protoplasmanya berbulir.
Karena itu disebut sel berbulir atau granulosit. Kekurangan granulosit disebut
granulositopenia. Sedangkan tidak adanya granulosit disebut agranulositosis
yang timbul setelah makan obat tertentu, termasuk juga beberapa antibiotika.
Fungsi sel darah putih
, granulosit dan monosit mempunyai peranan penting dalam perlindungan badan
terhadap mikroorganisme. Dengan kemampuannya sebagai fagosit (fago-saya makan),
mereka memakan bakteri-bakteri hidup yang masuk ke peredaran darah. Dengan
kekuatan gerakan amuboidnya ia dapat bergerak bebas di dalam dan dapat keluar
pembuluh darah dan berjalan mengitari seluruh bagian tubuh. Dengan demikian sel
darah putih mempunyai fungsi :
· Mengepung
daerah yang terkena infeksi atau cedera
· Menangkap
organisme hidup dan menghancurkannya
· Menyingkirkan
bahan lain seperti kotoran-kotoran, serpihan kayu, benang jahitan (catgut), dll
dengan cara yang sama.
Sebagai tambahan
granulosit memiliki enzim yang dapat memecah protein, yang memungkinkan merusak
jaringan tubuh, menghancurkan dan membuangnya. Dengan ini jaringan yang sakit
atau terluka dapat dibuang dan dimungkinkan sembuh.
Sebagai
hasil kerja fagositik dari sel darah putih, peradangan dapat dihentikan sama
sekali. Bila kegiatannya tidak dapat berhasil dengan sempurna, maka dapat
terbentuk nanah. Nanah berisi “jenazah” dari kawan dan lawan. Fagosit yang
terbunuh dalam perjuangannya melawan kuman yang menyerbu masuk disebut sel
nanah.
Macam-macam sel darah
putih. Dalam keadaan normal di dalam darah dapat ditemui 6 macam sel-sel darah
putih yakni: netrofil polimorfonuklir, eosinofil polimorfonuklir, basofil
polimorfonuklir, monosit, limfosit dan kadang-kadang sel-sel plasma, sebagai
tambahan dapat juga kita jumpai banyak sekali platelet yang merupakan fragmen
atau pecahan-pecahan dari macam ketujuh sel darah putih yang dapat di jumpai
dalam sumsum tulang yakni megakariosit.
Mengenai fungsi
limfosit sedikit yang diketahui. Mereka tidak memiliki gerakan amuboid,
terapung-apung di dalam aliran darah dan juga terdapat dalam aliran darah dan
juga terdapat dalam jaringan limfe dari semua bagian badan. Mereka tidak
memakan bakteri, tetapi diduga bahwa mereka membentuk antibodi (badan
penangkis) penting yang melindungi tubuh terhadap infeksi khorik dan
mempertahankan tingkat kekebalannya (imunitas) tertentu terhadap infeksi.
Konsentrasi
bermacam-macam sel-sel darah putih dalam darah. Pada manusia dewasa dapat di
jumpai kira-kira 7.000 sel-sel darah putih per millimeter kubik darah. Jumlah
persentase bermacam-macam sel-sel darah putih kira-kira.
Jumlah platelet yang hanya merupakan fragmen-fragmen sel
dalam keadaan normal jumlahnya kira-kira 300.000 per millimeter kubik.
Leukositosis ialah
istilah untuk menunjukkan penambahan jumlah keseluruhan sel darah putih dalam
darah, yaitu apabila penambahan melampaui 10.000 butir per millimeter kubik.
Leukopenia berarti
berkurangnya jumlah sel darah putih sampai 5.000 atau kurang.
Limfositosis yaitu
pertambahan jumlah limfosit.
Pembetukan sel darah
putih. Sel-sel darah putih dibentuk di dalam sumsum tulang, terutama granulosit
akan disimpan di dalam sumsum sampai mereka diperlukan di dalam sistem
sirkulasi. Kemudian bila kebutuhannya meningkat, maka bermacam-macam faktor
yang akan meneyebabkan granulosit tersebut dilepaskan. Dalam keadaan normal
granulosit yang bersikulasi di dalam seluruh aliran darah kira-kira tiga kali
daripada jumlah granulosit yang disimpan dalam sumsum. Jumlah ini sesuai dengan
persediaan granulosit selama 6 hari.
Bahan-bahan yang
dibutuhkan untuk pembentukan sel-sel darah putih. Pada umumnya untuk
pembentukan sel-sel darah putih itu juga sangat membutuhkan vitamin-vitamin dan
asam-asam amino seperti halnya kebanyakan sel-sel yang lain dalam tubuh.
Terutama bila sampai kekurangan asam folat, suatu senyawa vitamin B kompleks,
yang menghambat pembentukan sel-sel darah merah. Juga pada gangguan metabolisme
yang parah, maka produksi sel-sel darah putih mungkin akan sangat berkurang
walaupun sebenarnya sel-sel ini lebih dibutuhkan daripada keadaan-keadaan yang
biasa.
3. Sel Pembeku Darah (Trombosit)
Trombosit merupakan
benda-benda kecil yang mati yang bentuk dan ukurannya bermacam-macam, ada yang
bulat ada juga yang berbentuk lonjong, memilik warna putih. Pada orang dewasa
terdapat 200.000-300.000 trombosit per millimeter kubik.
Fungsinya memegang
peranan penting dalam pembekuan darah. Jika banyaknya kurang dari normal, maka
apabila terdapat luka dan darah tidak segera membeku sehingga timbul pendarahan
yang terus menerus. Trombosit lebih dari 300.000 disebut trombositosis.
Trombosit yang kurang dari 200.000 disebut trombositopenia. Di dalam plasma
darah terdapat suatu zat yang turut membantu terjadinya peristiwa pembekuan
darah, yaitu Ca2+ dan fibrinogen. Fibrinogen mulai bekerja apabila tubuh
mendapat luka.
D. Pengertian dan
Fungsi Sistem Peredaran Getah Bening
Selain
sistem peredaran darah, manusia juga mempunyai sistem peredaran getah bening (limfa)
yang keduanya berperan dalam sistem transportasi. Sistem limfa berkaitan erat
dengan sistem peredaran darah. Sistem limfa terdiri dari cairan limfa, pembuluh
limfa, dan kelenjar limfa
Fungsi sistem
peredaran getah bening adalah sebagai berikut :
1. Untuk sistem pertahanan tubuh
2. Mengangkut kembali
cairan tubuh, cairan plasma darah, sel darah putih yang berada di luar pembuluh
darah, dan mengangkut lemak dari usus ke dalam sistem peredaran darah.
Cairan limfa
mengandung sel-sel darah putih yang berfungsi mematikan kuman penyakit yang
masuk ke dalam tubuh. Cairan ini keluar dari pembuluh darah dan mengisi ruang
antarsel sehingga membasahi seluruh jaringan tubuh. Pembuluh limfa mempunyai
banyak katup dan terdapat pada semua jaringan tubuh, kecuali pada sistem saraf
pusat.
Pembuluh limfa
dibedakan menjadi dua macam yaitu pembuluh limfa kanan dan pembuluh limfa kiri.
Pembuluh limfa kanan berfungsi menampung cairan limfa yang berasal dari daerah
kepala, leher bagian kanan, dada kanan, dan lengan kanan. Pembuluh ini bermuara
pada vena yang berada di bawah selangka kanan. Pembuluh limfa kiri berfungsi
menampung getah bening yang berasal dari daerah kepala, leher kiri, dada kiri,
dan lengan kiri serta tubuh bagian bawah. Pembuluh ini bermuara pada vena di
bawah selangka kiri.
Kelenjar limfa
berfungsi untuk menghasilkan sel darah putih dan menjaga agar tidak terjadi
infeksi lebih lanjut. Kelenjar limfa terdapat di sepanjang pembuluh limfa,
terutama terdapat pada pangkal paha, ketiak, dan leher. Alat tubuh yang
mempunyai fungsi yang sama dengan kelenjar limfa yaitu limpa dan tonsil. Limpa
merupakan sebuah kelenjar yang terletak di belakang lambung dan berwarna ungu.
Fungsinya antara lain
sebagai tempat penyimpanan cadangan sel darah, membunuh kuman penyakit,
pembentukan sel darah putih dan antibodi, dan tempat pembongkaran sel darah
merah yang sudah mati. Tonsil atau amandel terletak di bagian kanan dan kiri
pangkal tenggorokan. Tonsil yang berada di belakang anak tekak yaitu di dalam
rongga hidung disebut polip hidung. Fungsi tonsil adalah untuk mencegah infeksi
yang masuk melalui hidung, mulut, dan tenggorokan.
E. Golongan Darah
Golongan
darah sangat penting untuk diketahui sehubungan dengan transfusi darah yaitu
memasukan darah seseorang ke dalam tubuh orang lain melalui pembuluh darah
vena. Transfusi ini bermanfaat dan diperlukan
tetapi jika pekerjaan ini dilakukan sembarangan sangat berbahaya karena
bisa menimbulkan kematian bagi yang menerimanya.
Apabila
darah dari golongan yang bertentangan ditransfusikan akan mengakibatkan bahan
dalam plasma yang bernama aglutinin menggumpal dan juga terjadi hemolisis
(memecahnya) sel darah merah sehingga dapat membahayakan atau menimbulkan
kematian. Di dalam serum darah manusia terdapat suatu zat yang disebut zat aglutinin/zat penggumpal
yang terdiri dari 2 macam yaitu aglutinin alfa dan aglutinin beta. Sedangkan di
dalam eritrosit terdapat pula zat lain yang disebut aglutinogen A dan
aglutinogen B.
Berdasarkan faktor tersebut diatas makan Landsteiner membagi darah ke
dalam empatt golongan yaitu:
1.
Golongan
darah A, yang mempunyai aglutinogen A dalam eritrositnya dan mengandung
aglutinin beta dalam serumnya.
2.
Golongan darah B yang mempunyai aglutinogen B
dalam eritrositnya dan mengandung aglutinin alfa dalam serumnya.
3.
Golongan darah AB yaitu darah yang mempunyai
aglutinogen A dan B dalam eritrositnya, dan tidak mengandung alfa dan beta
dalam serumnya.
4.
Golongan
darah O, yaitu darah yang tidak mengandung agluinogen (antigen) dan mengandung
aglutinin alfa dan beta dalam serumnya.
Golongan darah O
mempunyai aglutinin alfa dan beta, tetapi tidak mempunyai aglutinogen sehingga
apabila diberikan pada darah yang golongan AB atau A-B tidak akan menimbulkan
penggumpalan, sehingga orang yang mempunyai golongan darah O disebut general
donor atau pemberi darah umum.
Limpa (Lien)
Kapsula dan trabekula pada limpa kaya serabut otot polos dan
serabut elastic. Kapsula pada sapi dan kuda tebal, sedangkan pada hewan
kanivora tipis. Limpa juga terdiri dari pulpa putih dan pulpa merah. Pulpa
putih adalah jaringan limfatik padat yang didominasi oleh limfosit kecil dan
berhubungan erat dengan cabang-cabang arteri trabekuler terletak di sentralis
dan para sentralis. Sedangakan untuk pulpa merah merupakan pulpa yang dihuni
oleh semua sel darah, sinusoid maupun tali-tali limpa yang tersusun granulosit,
progenitor granulosit, sel fagosit dan sel retikuler. Limpa tergolongkan
menjadi tiga yaitu
Limpa tipe pertengahan atau intermedier yaitu antara pulpa
merah dan pulpa putih seimbang, kapsula dan trabekula juga seimbang. Contoh
hewan ini adalah ruminansia dan babi
Limpa tipe pertahanan atau defensive, pada limpa ini pulpa
putih lebih dominan daripada pulpa merah. Trabekula dan otot polos sedikit
serta kapsulanya tipis. Contoh hewan ini adalah kelinci maupun manusia.
Limpa tipe ketiga adalah limpa tipe penyimpan. Pada limpe ini
pulpa merah lebih dominan daripada pulpa putih. Trabekula dan kapsula tebal,
serta kaya otot poloas dan serabut elastic. contoh dari hewan ini adalah
Anjing, kucing dan kuda.
Sedangkan untuk limpa
ayam terbungkus oleh kapsula muskule tebal tanpa trabekula. Batas antara pulpa
merah dan pulpa putih tidak jelas. Pulpa putih tersebar merata terutama
tersusun oleh limfosit kecil, sedangkan untuk limfa merah tersusun dari sinus
venosus dan tali-tali sel yang terdiri dari sel retikuler, makrofag, limfosit
dan eritrosit.
Nodus limfatikus
Pada nodus limfatikus terbungkus oleh jaringan ikat kolagen
padat dengan serabut otot dan serabut elastic. Untuk kapsula melepaskan
trabekula ke dalam organ. Pada bagina perifer korteks terisi nodulus limfatikus
dengan dikelilingi oleh jaringan limfatik difus. Selanjutnya jaringan limfatik
difus melanjut ke medulla dan membentuk tali-tali medulla atau korda medulla.
jadi tali-tali medulla tersebut terisi oleh limfosit, sebgian leukosit,
makrofag dan sel plasma.
Sedangkan kapsula sendiri terbungkus oleh vasa limfatik
aferen, yang selnjutnya vasa tersebut menuju ke sinus kapsuler, kemudian ke
sinus subkapsularis, kemudian ke sinus kortikalis, kemudian ke nodulus dan
kemudian ke sinus medularis kemudian ke kapsula dan terakhir ke hilus.
Untuk Nodus limfatikus babi terlihat terbalik, karena nodulus
limfatikus terletak di medulla sedangkan tali-tali edula teletak di korteks.
Sedangkan untuk nodulus limfatikus anjiing dan domba pembagina dari medulla dan
korteks sudah jelas. dengan nodulus limfatikus terletak di korteks, dan
tali-tali medulla terletak di medulla, untuk nodus limfatikus domba terlihat
lebih merah.
Bursa Fabricius
Bursa fabricius merupkan sebuah kantong buntu tebuka yang
terletak di dinding proktodeum kloaka bagian dorsal. Pada bursa fabricius
epithelium permukaannya berbentuk epithelium pseudokolumner kompleks, sedangkan
untuk apeks folikelnya dibatasi oleh epithelium kolumner simpleks. Untuk tunika
mukosa berlipat-lipat membentuk plika saraf folikel organ limfatik yang lebih
spesifinya folikel organ limfatik tersebut terletak di lamina propia mukosa.
Folikel terbagi korteks dan medulla, pada korteks terisi limfosit kecil
sedangkan pada medulla terisi limfosit besar.
Pada perifer medulla. lapisan sel-sel epitel belum
terdiferensiasi dan terpisah dari kortes oleh sel-sel kapiler. Untuk lamina
muskularis mukosa, tunika submukosa, tunika muskularis dan tunika serosa secara
keseluruhan hanya meupakan lapisan tipisyang terletak di bawah folikel organ
limfatik (Anonim, 2009).
- Fungsi
Sistem Limfatika
mengumpulkan dan mengembalikan cairan interstisiil, termasuk
protein plasma
ke darah, sehingga membantu mempertahankan keseimbanngan
cairan (fluidbalance).
B. mempertahankan
tubuh terhadap penyakit dengan memproduksi limfosit (Anonim, 2009)
C. menyerap lemak dari
intestinum dan membawanya ke darah.
D. Mengeluarkan
zat-zat toksik dan debris seluler dari jaringan setelah infeksi atau kerusakan
jaringan
E. Sistem limfatik
mengendalikan kualitas aliran cairan dengan cara menyaring melalui nodus-nodus
limfe sebelm mengmbalikanya ke sirkulasi (Anonim, 2008).
- Proses Jalan
Limfe
Proses jalan limfe di mulai dari keluarnya cairan, yang
disebut cairan interstisiil yang mengandung zat-zat makanan didalamnya keluar
dari kapiler darah. Setelah keluar dari kapiler darah kemudian masuk ke dalam
jaringan-jaringa disekelilingnya. Kemudian akan memberikan zat-zat makanan dari
jaringan. Kemudian setelah itu cairan tersebut akan berkumpul di lekak-lekak
jaringan yang kecil sekali. Dari lekak-lekak tersebut limfe mengalir melalui
jalan-jalan limfe. Proses masuknya seperti pada susunan jalan darah, pertama
limfe itu masuk kedalam kapiler. terus antara kapiler yang satu dengan yang
lain bertemu dan akhirnya menjadi besar yaitu pembuluh limfe. Pada akhirnya
jalan-jalan limfe akhirnya menjadi dua buah, yaitu ductus thoracicus dan ductus
lymphaticus dexter. Pada ductus thoracicus. Ductus thoracicus ini dimulai dari
sebuah perluasan yang dinamakn systerna cycli. pada ductus thoracicus ini
menerima limfe dari isi badan dari seluruh pasangan belakang dari dinding dada,
dinding perut, daerah bahu sebelah kiri, leher sebelah kiri dan kepala sebelah
kiri. Sedangkan untuk truncus lymphaticus dexter, pangkalnya menreima limfe
dari sebagian besar dinidng dada sebelah kanan, kepala sebelah kanan, leher
sebelah kanan dan bahu sebelah kanan, kelenjar limfe yang ada ditempat semuanya
itu berkumpul di kelenjar limfe sebelah kanan, yang tereltak didekat pintu
masuk dada., dari perkumpulan tersebut terdiri dari 3-4 pangkal, dan akhirnya
menjadi satu yaitu ductus lymphaticus dexter.
Pembuluh limfe ini lebih kecil dan dindingnya lebih tipis dari
pembuluh darah. Sebelum limfe dialirkan kedalam darah limfe ini akan disaring
di nodus-nodus limfatikus. karena limfe saat di lekak-lekak jaringan dapat
terdapat kuman penyakit dan benda-benda debu seperti zat arang. Jadi sebelum
dialirkan kedalam pembuluh darah limfe-limfe tersebut disaring terlebih dahulu.
Pembersihan tersebut terjadi di nodus limfatikus atau di kelenjar-kelenjar
limfe. Dan kuman-kuman tersebut yang tertahan disana akan dimusnahkan oleh
limfosit yang terdapat di kelenjar-kelenjar limfe. Terkadang terdapat kuman
yang lebih kuat, hal demikina dapat terjadi, bila terdapat kuman-kuman nanah,
dan akibatnya kelenjar tersebut akan bernanah. Dan kelenjar-kelanjar limfe juga
bisa berwarna hitam bila terdapat seperti zat arang. Setelah masuk ke vasa
darah, limfe tersebut pertama akan dibawa ke ren, dir en tersebut zat-zat yang
ada di dalam cairan tersebut akan dikeluarakan. Didalam pembuluh limfe juga
terdapat klep-klep sehingga cairan limfe tidak bisa kembali (Anonim, 2005)